UPDATE CORONA INDONESIA Jumat 10 April 2020, Total 3.512 Kasus, 282 Sembuh, 306 Meninggal,

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Kasus kematian karena Corona atau Covid-19 di Indonesia semakin bertambah.

Data yang dihimpun pemerintah dari Kamis (9/4/2020) hingga Jumat (10/4/2020), menyebut ada tambahan 219 kasus baru pasien positif corona.


Hal ini menjadikan total sudah ada 3.512 kasus pasien positif corona di Indonesia.

Sementara itu pasien sembuh bertambah 30 sehingga total pasien sembuh berjumlah 282 orang.

Adapun kasus kematian bertambah 26, sehingga total kasus kematian berjumlah 306 orang.

Demikian yang disampaikan juru bicara pemerintah penanganan covid-19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers di BNPB, Jumat (10/4/2020).

Yuri juga kembali menegaskan mengenai physical distancing.

UPDATE CORONA INDONESIA Jumat 10 April 2020, Total 3.512 Kasus, 282 Sembuh, 306 Meninggal


Sebuah video memilukan menyebar di media sosial yang menggambarkan tangis keluarga pecah bahkan sampai memelas agar pihak desa mengizinkan untuk dilakukan pemakaman.

Adalah seorang perawat yang meninggal karena menagani pasien corona. Dalam video itu, sang ibu sampai menangis, mengiba, dan memohon kepada sejumlah orang yang menolak anaknya dimakamkan di daerag tersebut.

Video itu dibagian di antaranya oleh akun instagram @tantee_rempoong_oficiall.

"Dan terjadi lagi, penolakan warga terhadap jenazah perawat yang menangani COVID-19 di RSUP Kariadi, Semarang! Lokasi: Suwakul, Ungaran," tulisnya memberi caption untuk video tersebut.

Tidak ayal, video ini pun memantik emosi dan empati natizen.

@zah_humaira07: Ibuuuuuu anak ibu Inshaa Allah husnul khotimah, wafat dlm keadaan berjuang bekerja membantu menyembuhkan manusia...

@meyy_mp: Apa hak dia melarang..apakah korban meninggal karena corona itu keinginannya,dia itu perawat,rela mengorbankan hidupnya berhadapan dengan pasien covid-19..hey,dimana hati nurani km bagaimana kalau itu ada diposisi keluarga mu..ya allah

@iaiulestari: Jadi critanya setelah sy baca di grup semarang: perawat yg meninggal tsb sama pihak keluarga mau dimakamkan ke suwakul (agar dekat dgn makam ayahnya) ternyta ditolak oleh warga suwakul yg paling ngotot menolak bpk yg dikasih tanda panah itu selaku pak RT, akhirnya si mbak perawat dimakamkan di pemakaman bergota semarang. maap bahasa gw belepotan.

@trisuci.wulandari: Bsk kalau kena corona klian jangan ke rumah sakit

@glngmndr: Semoga itu mas2 positif corona. AAMIIN

@bellatrixx_26: cabutlah jabatan RTnya  sehat2 ya pak skluarga,klo kena corona nanti mikir loh mau dikubur dimana kluarganya

@syahrulputra.8: Gaaada otak takut boleh panik jgnlah mereka pahlawan juga prosedur pasrahkan pada yg berwenang kan beres

@nurharis74: Kalo kena Corona dia yang merawat siapa ....

@veen_yuvinanitra: itu yg pd nolak n ngga ada belas kasih sm sekali,kl sakit jangan datang k rumah sakit....bayangin kl kalian sakit trus ditolak sm para tenaga medis!!! *gendheng!!!!


Purbo, Ketua RT 6 Dusun Suwakul, Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang mengaku sempat menangis ketika warganya menolak pemakaman perawat yang meninggal karena terpapar virus corona di TPU wilayahnya.

Namun, menurutnya penolakan itu merupakan aspirasi warga yang tak bisa ia bantah.

"Mereka meminta untuk tak dimakamkan di sini. Karena saya ketua RT, maka saya punya tanggung jawab moral untuk warga di RT saya," jelas Purbo saat menemui Ketua DPW PPNI Jateng, Edy Wuryanto, di Kabupaten Semarang, Jumat (10/4/2020).

Desakan itu membuat Purbo, mengaku pada akhirnya meneruskan aspirasi warganya ke petugas pemakaman.

"Mereka kepanikan, karena banyak mobil. Saya sudah tidak masalah, tetapi warga punya pendapat mereka sendiri," katanya.

Purbo mengaku tak sampai hati meneruskan aspirasi warganya.

Terlebih, sebenarnya perawat yang meninggal tersebut memiliki keluarga yang juga telah dimakamkan di TPU di wilayahnya.

"Meski bukan bagian dari warga kami, tetap harusnya dibolehkan," paparnya.

Maka di hadapan DPW PPNI Jateng, Purbo pun meminta maaf.

"Saya atas nama pribadi dan juga mewakili masyarakat saya, mohon maaf atas kejadian kemarin. Saya juga meminta maaf kepada perawat seluruh Indonesia," jelasnya.

Sementara Ketua RW 8 Dusun Suwakul, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Daniel Sugito, mengaku sempat ada mediasi antara Pemkab Semarang bersama warga terkait penolakan tersebut.

Meski sudah ada sosialisasi, tetapi warga tetap pada akhirnya menghendaki agar dimakamkan tidak di wilayahnya.

"Karena warga menghendakinya seperti itu," jelasnya.

PPNI Kecewa

DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah kecewa dengan kejadian penolakan pemakaman perawat meninggal karena wabah corona di Kabupaten Semarang.

PPNI Jateng menilai peristiwa tersebut seharusnya tidak terjadi.

Edy Wuryanto, Ketua DPW PPNI Jateng, mengatakan pihaknya telah bertemu dengan pihak RT dan RW daerah Suwakul, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Seperti diketahui sedianya perawat tersebut akan dimakamkan di TPU di Suwakul Ungaran.

"Namun menurut mereka ada kepanikan sebab mobil yang datang ke daerahnya banyak sekali. Kepanikan itu yang membuat adanya misinformasi, dan kemudian terjadi penolakan," jelasnya ditemui di kantornya, Kabupaten Semarang, Jumat (10/4/2020).

Sebenarnya pihaknya sudah mengkaji ke ranah hukum terkait permasalahan tersebut.

Namun dari pihak warga Suwakul Ungaran sudah mendatangi pihak PPNI Jateng.

"Setelah mendengar informasi dari perwakilan warga itu, kemudian kami masih akan mengkaji ulang apakah tetap membawa ini ke ranah hukum. Sebab kami harus hati-hati juga, ini masalah yang sensitif," paparnya.

Meski begitu dirinya ingin kejadian penolakan penguburan jenazah yang terkena wabah corona tidak lagi terjadi di manapun di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Semarang.

Edy melanjutkan, saat ini perawat, dokter, pekerja medis ialah garda terdepan yang rawan terpapar wabah corona.

"Tenaga kesehatan itu tingkat kerawanannya tinggi sekali. Sebab kalau di ruang isolasi, mereka harus sadar diri menggunakan alat pelindung diri," papar dia.

Dia menuturkan untuk menghormati jasa perawat meninggal karena corona di Kabupaten Semarang itu, serta sebagai tanda duka cita, Edy meminta anggotanya mengenakan pita hitam di lengan kanan masing-masing mulai tanggal 10-16 April 2020.

Saat ini ia mengatakan bahwa di Jateng saat ini ada total 68 ribu perawat.

Ia meminta pemerintah serius memperhatiman keselamatan perawat sesuai standar WHO.

"Artinya masyarakat juga perlu menceritakan riwayat perjalanan secara jujur agar memperoleh informasi selengkapnya," jelasnya.

Sebelumnya seorang perawat RSUP Dr Kariadi Kota Semarang meninggal dunia disebabkan corona, Kamis (9/4/2020) kemarin.

Sedianya jenazah dimakamkan di TPU Suwakul Kabupaten Semarang, tetapi ditolak warga sehingga dipindah pemakamannya di komplek makam keluarga Dr Kariadi di Bergota Kota Semarang. (Ahm)

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)


Editor: Hasyim Ashari

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "UPDATE CORONA INDONESIA Jumat 10 April 2020, Total 3.512 Kasus, 282 Sembuh, 306 Meninggal, "

Posting Komentar